Posted tagged ‘Mengalir’

Air Mengalir dan Air Tenang

Juni 28, 2012
 
 Sifat intrinsik air tergantung pada sumbernya. Orang-orang tahu banyak tentang air pada masa Tiongkok kuno. Sebuah ungkapan yang sering digunakan adalah “Air dari Sungai Jing dan Sungai Wei sama sekali berbeda.”
 
Konon sangat mudah untuk mengidentifikasi sumber asal air di tempat pertemuan Sungai Jing dan Sungai Wei.
Air dari Sungai Jing terlihat kotor, sementara air dari Sungai Wei jernih. Meskipun air dari kedua sungai itu bercampur namun batas antara mereka cukup jelas.

Orang yang melakukan perjalanan di Sungai Yangtze akan melihat pemisahan warna air dimana air dari danau tertentu menyatu dengan air Sungai Yangtze. Air berbeda tidak selalu mudah bercampur.

Buku Jingshi Tongyan memuat cerita menarik tentang dua penulis China terkenal, Wang Anshi dan Su Dongpo. Wang Anshi menderita coryza. Minum teh yang direndam dengan air dari Ngarai Tengah Sungai Yangtze adalah baik untuk kesehatannya.

 
Dalam buku itu diceritakan, ketika Wang Anshi mendengar Su Dongpo akan kembali ke Szechuan setelah mengunjungi keluarganya, ia meminta Su Dongpo untuk membawa pulang air tersebut secukupnya. Ketika Su Dongpo kembali, ia membawakan Wang Anshi air yang diminta. Wang Anshi segera merebus air ini untuk menyeduh teh. Butuh waktu bagi teh yang diseduh untuk mengeluarkan warnanya.

Wang Anshi menanyai Su Dongpo, “Apakah ini air dari Ngarai Tengah?” Su Dongpo menjawab, “Kenapa? Ya, tentu saja dari Ngarai Tengah.” Wang Anshi tersenyum dan berkata, “Anda berbohong. jelas ini dari Ngarai Bawah.”

Su Dongpo sangat terkejut dan segera mengaku. “Saya begitu menikmati pemandangan Tiga Ngarai sehingga saya lupa mengenai permintaan Anda. Barulah ketika sampai di Ngarai Bawah, saya teringat.” Dia memutuskan untuk mengambil sejumlah air di sana dan berpikir tidak akan ada bedanya.

Wang Anshi mengatakan, “Dalam Shansui Jingzhu, pengamatan cermat dibukukan mengenai karakteristik air di Sungai Yangtze. Air di Ngarai Atas mengalir terlalu cepat, dan air di Ngarai Bawah mengalir terlalu lambat, sedangkan air di Ngarai Tengah mengalir dengan kecepatan menengah. Penyakit saya disebabkan oleh ‘Api Menengah ‘ dan saya perlu air dari Ngarai Tengah untuk membuka saluran energi tubuh.”

 
“Dengan menggunakan air dari Sungai Yangtze untuk merebus teh Yangxian, air Ngarai Atas menghasilkan rasa yang kuat sedangkan air Ngarai Bawah menciptakan rasa yang lemah. Rasa air Ngarai Tengah adalah di antaranya. Saat ini, warna teh berubah dengan lambat, jadi saya tahu itu dari Ngarai Bawah.”

Su Dongpo kemudian berdiri dari meja dan meminta maaf secara formal. Ketika berbicara mengenai menyeduh teh, orang dahulu memahami perbedaan antara air mengalir dan air tenang. Dalam buku Cha Jing, penulis menganjurkan menggunakan air dari “pegunungan, bagian tengah sungai dan dari sumur yang dalam.”

Selain itu, ia mengatakan bahwa air dari pegunungan harus mengalir perlahan-lahan, dan air dari arus cepat tidak dapat digunakan. Dengan kata lain, air yang mengalir perlahan akan menghasilkan teh yang bagus.

Mengenai air mengalir dan air tenang, Sun Simiao, dalam bukunya Qianjin Fang menyebutkan bahwa air yang mengalir harus digunakan untuk mengukus ginseng sementara air tenang tidak berkhasiat untuk tujuan ini.

Menangani obat dengan benar adalah masalah penting dan kadang-kadang,  hal-hal yang tampak sepele seperti kualitas air, memiliki suatu efek pada khasiat obat yang dihasilkan. Air yang mengalir dan air tenang karenanya harus digunakan untuk tujuan yang berbeda.

 

Dalam buku Mengxi Bitan, penulis menyebutkan bahwa beberapa ikan hanya bisa hidup di air tenang dan mereka akan mati jika mereka dipindahkan ke sungai. Ia juga mengatakan bahwa jenis ikan mas dapat tinggal di kedua air tenang dan air mengalir, tetapi mereka yang hidup di air yang mengalir membawa tanda putih di bagian belakang dan terasa gurih, sementara mereka yang hidup di air tenang membawa tanda hitam di bagian belakang dan terasa tidak enak.

Hiduplah Bagaikan Air Yang Mengalir

Juni 28, 2012

 Dalam benak seorang konfucius yang terpikir akan waktu dan segala hal yang telah berlalu, beliau pernah mengeluarkan sebuah ungkapan rasa hati yang kemudian hari tersebar selama ribuan tahun yaitu  “Shi Zhe Ru Si Fu, Bu She Zhou Ye”.  

Semua permasalahan di dunia ini dalam sekejap mata mengalami seribu satu perubahan.

Menitipkan waktu pada air yang sedang mengalir, untuk menyatakan bahwa kita harus lebih menyayangi waktu dan tidak menyia-nyiakan waktu ketika menjalani hidup ini karena berlalunya waktu begitu mirip sekali dengan air yang sedang mengalir.

Mengapa kita tidak membiarkan waktu yang berlalu bagai aliran air ini mencatat segala bayangan tubuh kita agar lebih leluasa dan bebas.  Lebih baik kita menaruh semacam perasaan hambar serta kepasrahan hati untuk menyayangi dan melewatkan setiap detik dan menit waktu dalam kehidupan ini. Meski dalam perjalanan hidup ini kita bisa menemui hal-hal yang runyam, tapi harus kita terima dengan senang hati badai kemelut ini. 

Tidak semua orang memiliki nasib baik. Tidak semua orang memiliki nasib buruk. Ada yang dari muda sampai tua nasibnya tidak pernah baik. Ada yang sejak muda sampai tua nasibnya baik terus, semua lancar. Sebagian orang mengatakan itu “sudah ditakdirkan”, ada juga orang yang mengatakan itu “buah dari karma masa lalu”.

Tapi kita tidak bisa bilang “menyerah” kepada nasib. Sebaliknya kita harus secara proaktif berusaha untuk hidup lebih baik. (Sebab) kita tidak tahu kapan nasib baik / buruk akan datang.

Kalau nasib buruk sedang menimpa, ya diterima saja seperti kita harus membayar hutang. Tidak perlu marah atau dendam.  Yang penting adalah merasa lebih ringan dan berterima kasih karena “deposit karma buruk” kita sudah berkurang sebagian.

Kalau nasib baik sedang datang, ya diterima juga dengan baik seperti baru membuka celengan (tabungan). Tidak perlu gembira berlebihan, dihambur-hamburkan, takabur. Gunakan untuk modal berbuat baik lebih banyak lagi.

Tidak perlu memaksa diri, tidak perlu meniru-niru orang lain. Setiap orang garis/jalan kehidupannya berbeda. Yang penting adalah TIDAK PUTUS ASA! Selalu ada jalan untuk memecahkan masalah hidup yang tidak pasti ini, karena yang pasti cuma kematian.

HIDUPLAH SEPERTI AIR MENGALIR. Kalau sedang lancar ya OK, kalau sedang tersumbat ya mesti bersabar. Kalau harus terjun, ya lakukan saja semuanya dengan santai. MAJU TERUS, tidak menyerah dalam situasi apapun.

Menggerutu membuat wajah kita tidak enak dilihat; marah-marah membuat tekanan darah menjadi naik. Sebaliknya bersikap tenang dan lebih sabar itu jauh lebih baik, nikmati saja apa yang datang dan apa yang pergi seperti melihat debu beterbangan di udara